Kation/Anion Exchanger yang dibahas kali ini adalah alat yang digunakan pada unit utilitas di pada demin plant di Unit
Utilitas Power Station II
(PS-II) PT.Pertamina RU III.
Proses Demineralisasi
Sistem
demineralisasi sangat umum digunakan, tidak hanya untuk mengolah air untuk
boiler tekanan tinggi tapi juga untuk proses lain dan pengolahan air cucian.
Air yang diolah berasal dari intake sungai komering yang mengandung suspended solid (impurities tidak larut) dan dissolved
solid (impurities terlarut).
Suspended solid dapat
dihilangkan melalui proses klarifikasi (penjernihan) dengan menggunakan
clarifier. Klarifikasi adalah pretreatment
air permukaan untuk menghilangkan suspended solid dengan tahap – tahap sebagai
berikut :
a. Koagulasi adalah proses penetralan muatan listrik negatif yang
berada pada partikel – partikel halus yang terpisah. Bahan kimia yang digunakan
adalah alumunium sulfat.
b. Flokulasi adalah penggabungan partikel – partikel yang sudah distabilisasi
menjadi partikel yang lebih besar yang dipercepat dengan penambahan polymer
organic rantai panjang (bobot molekul tinggi) yang larut dalam air.
c. Sedimentasi adalah suatu mekanisme dimana partikel yang sudah
cukup besar tadi akan mengendap dan turun kebawah permukaan air dibawah
pengaruh gaya gravitasi.
Dissolved solid dapat dihilangkan melalui proses demineralisasi (penghilangan
mineral – mineral dalam air). Demineralisasi adalah proses pertukaran ion
dengan tiga tahap yaitu kation exchanger, anion exchanger dan mixed bed.
Ion Exchanger
Resin ion exchange atau resin penukar ion dapat
didefinisi sebagai senyawa hidrokarbon terpolimerisasi, yang mengandung ikatan
hubung silang (crosslinking) serta
gugusan-gugusan fungsional yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan.
Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam
analisis kimia, antara lain kemampuan menggelembung (swelling), kapasitas penukaran dan selektivitas penukaran.
Penggunaannya dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion
pengganggu, memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air
atau demineralisasi air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan
kromatografi penukar ion. Pada saat operasi dikontakkan dengan resin penukar
ion, maka ion terlarut dalam air akan teresap ke resin penukar ion dan resin
akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi
tersebut maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas. Sebagai media
penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
- Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi.
- Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang. Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena itu resin harus tahan terhadap air
- Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi dan radiasi.
- Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Resin penukar ion
adalah suatu strukur polimer yang mengandung suatu gugus aktif yang terikat
pada kerangka organik. Proses pembentukan resin terdiri dari dua tahap yaitu
pembentukan gugus aktif. Umumnya untuk pembentukan kerangka biasa dipakai cross
linked polystirene yang dibentuk dari tetesan cairan monomer yang
disuspensikan dalam air. Dari proses tersebut diperoleh butiran yang keras,
transparan, tidak berwarna dan kedap air. Butiran-butiran ini belum memiliki
sifat penukar ion. Tahap selanjutnya pembentukan gugus aktif pada
butiran-butiran tsb. (Idaman Said, 2008)
Ada 2 macam resin penukar ion, yaitu :
1.
Kation exchanger
Resin
penukar ion positif atau yang lebih dikenal dengan kation exchanger pada
umumnya dalam bentuk asam kuat atau asam lemah. Resin kation dalam bentuk asam
kuat dapat menghilangkan seluruh ion positif yang terkandung dalam air
sedangkan resin kation dalam bentuk asam lemah hanya dapat menghilangkan
sebagian kesadahan dalam air yang umumnya kesadahan dalam bentuk alkinitas.
Resin
penukar ion mempunyai afinitas yang berbeda terhadap tiap jenis ion yang ada
dalam air. Akibatnya resin penukar ion menunjukan urutan selektivitas untuk
tiap jenis ion yang terlarut dalam air. Untuk resin penukar ion positif dalam
bentuk asam kuat urutan jenis ion positif yang mempunyai afinitas terhadap
resin penukar ion positif di mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil
adalah sebagai berikut : Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Ammonium (NH4),
Potassium (K), Natrium (Na), dan terakhir Hidrogen (H).
Secara sederhana rekasi
pertukaran ion positif dapat dilihat seperti dibawah ini :
2.
Anion exchanger
Anion
exchanger bertujuan untuk menghilangkan ion-ion yang bermuatan negatif seperti
SO4, Cl, SiO3, dan ion negatif lainnya dengan cara pertukaran dengan ion OH-. Contoh reaksi yang terjadi pada anion exchanger :
Maka
penukar kation memisahkan logam – logam (kation) yang menghasilkan asam, dan
anion memisahkan asam (yang tersisa dari garam) yang menghasilkan air murni.
Mixed
Bed Exchanger
Mixed bed merupakan proses lebih lanjut
dari kation anion exchanger sehingga didapat demin yang lunak. Proses yang
terjadi pada mixed bed exchanger sama seperti pada kation anion exchanger.
Dalam mixed bed exchanger terdapat resin kation dan anion yang berfungsi untuk
menyempurnakan penghilangan ion-ion yang tersisa. Selama proses resin kation
dan anion bercampur menjadi satu. Setelah mengalami kejenuhan, maka perlu
dilakukan regenerasi dengan back wash untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang
terdapat didalamnya. Kemudian pada saat idle
(didiamkan) secara alami, resin kation akan tersusun di bagian bawah karena densitasnya
lebih besar daripada resin anion. Baru kemudian di injeksikan sulfat dibagian
atas dan kaustik dibagian bawah.
Proses regenerasi
Suatu reaksi pertukaran ion hanya
dapat berlangsung jika bahan penukar dapat menyediakan hidrogen atau hidroksida
untuk menggantikan kation dan anion dari air mentah. Jika suatu kation dan anion tidak
mampu lagi menukar, kation dan anion tersebut harus dikembalikan kepada keadaan
awal melalui regenerasi. Regenerasi kation dilakukan dengan
cara mengganti kembali ion H+ yang
telah jenuh dengan merekasikannya dengan H2SO4.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan
pada proses regenerasi kation pada demin plant di Unit Utilitas Power Station II
(PS-II) PT. Pertamina RU III yaitu :
1.
Backwash
Backwash adalah suatu proses yang bertujuan
untuk membuang/menghilangkan deposit kotoran yang menempel di resin.
2.
Pemberian acid step 1 yaitu dengan menginjeksikan
H2SO4 1,75%
3.
Pemberian acid step 2 yaitu dengan menginjeksikan
H2SO4 3,5%
4.
Pemberian acid step 3 yaitu dengan menginjeksikan
H2SO4 5,25%
5.
Slow
rinse dimaksudkan untuk pembilasan dan pengangkatan
kotoran yang telah di proses.
6.
Fast rince sama dengan slow rinse hanya saja melakukannya dengan debit air yang besar.
a.
Regenerasi anion
Regenerasi resin penukar anion sama
dengan regenerasi kation, jika sudah jenuh maka dapat dikembalikan ke keadaan
dengan menggunakan alkali. Soda kaustik dipakai sebagai penukar anion dari basa
kuat.
SO4- Na2SO4
Sama dengan regenerasi pada kation,
pada anion juga terdapat beberapa tahapan. Tahap-tahap yang dilakukan pada
proses regenerasi anion pada demin
plant di Unit Utilitas Power Station II (PS-II) PT.Pertamina RU
IIIyaitu :
1.
Backwash
Backwash adalah suatu proses yang bertujuan
untuk membuang/menghilangkan deposit kotoran yang menempel di resin.
2.
Preheat bed
3.
Caustic injection yaitu
penambahan kaustik dengan cara menginjeksian NaOH 4%.
4.
Slow
rinse dimaksudkan untuk pembilasan dan pengangkatan kotoran
yang telah di proses.
5.
Fast rince sama dengan slow rinse hanya saja melakukannya dengan debit air yang besar.
Selama
proses regenerasi, limbah air yang dihasilkan ditampung pada bak penampung
regenerasi (neutral basin) untuk dinetralkan sebelum akhirnya dibuang ke
sungai.